Pengukuran Fisika
Pengukuran ini berguna untuk menghitung benda apapun.
mendengar istilah satu jengkal, satu hasta, atau satu kaki? Istilah satu
jengkal, satu hasta, dan satu kaki merupakan istilah yang sering digunakan oleh
masyarakat zaman dahulu untuk mengukur panjang suatu benda. Jika diperhatikan,
penggunaan alat ukur tersebut kurang efektif ya, mengingat ukuran jengkal,
hasta, maupun kaki setiap individu berbeda-beda.
Oleh karena itu, para ilmuwan Fisika mulai membuat suatu alat ukur yang
baku, misalnya penggaris, meteran, jangka sorong, dan sebagainya. Alat-alat
ukur tersebut digunakan untuk mengukur suatu besaran, contohnya panjang
Pengukuran merupakan proses membandingkan suatu besaran yang diukur
menggunakan besaran lain yang sudah ditentukan skala dan satuannya. Hasil
pengukuran tunggal biasa ditulis sebagai berikut.
Keterangan:
x = nilai besaran yang diukur;
xo = hasil pengukuran yang terbaca; dan
∆
x = ketidakpastian pengukuran = 1/2 skala terkecil alat ukur.
Berikut ini merupakan contoh pengukuran beberapa besaran di dalam Fisika.
1. Pengukuran panjang
Panjang merupakan salah satu besaran pokok yang dapat diukur menggunakan
mistar, jangka sorong, atau mikrometer sekrup. Berikut ini contoh
pengukurannya.
a. Mistar
Mistar atau biasa disebut penggaris memiliki skala terkecil 1 mm, sehingga
ketelitian mistar 0,5 mm atau 0,05 cm. perhatikan contoh berikut.
Hasil pengukurannya = 3,1 – 0,3 = 2,8 cm
Penulisan hasil ukur = (2,8 ± 0,05) cm
b. Jangka sorong
Jangka sorong memiliki 0,1 mm atau 0,01 cm. Dengan demikian, jangka sorong
memiliki ketelitian lebih baik daripada mistar. Perhatikan contoh berikut.
Berdasarkan gambar di atas:
Skala utama = 0,3 m
Skala nonius = 3 × 0,01 = 0,03 cm
Hasil pembacaan alat = skala utama + skala nonius
= 0,3 + 0,03 = 0,33
cm
c. Mikrometer sekrup
Mikrometer sekrup memiliki ketelitian lebih baik daripada dua alat
sebelumnya, yaitu 0,01 mm. Alat ini bisa digunakan untuk mengukur diameter
kawat, ketebalan kertas, dan benda-benda kecil lainya. Perhatikan contoh
berikut.
Skala utama = 3,5 mm
Skala nonius = (12 × 0,01) = 0,12 mm
Hasil pembacaan alat = skala utama + skala nonius
= 3,5 + 0,12 = 3,62 mm
2. Pengukuran massa
Massa merupakan salah satu besaran pokok yang bisa diukur menggunakan
timbangan atau neraca. Neraca yang biasa digunakan pada skala laboratorium
adalah neraca O’Hauss tiga lengan. Neraca tersebut memiliki tiga lengan dengan
rincian sebagai berikut.
- Lengan
belakang memiliki skala 0 – 500 gram.
- Lengan
tengah memiliki skala 0 – 100 gram.
- Lengan
depan memiliki skala 0 – 10 gram.
Hasil pengukuran massa di atas adalah 400 gram + 70 gram + 9,4 gram = 479,4
gram.
3. Pengukuran arus dan tegangan listrik
Alat untuk mengukur arus listrik disebut amperemeter, sedangkan untuk
mengukur tegangan listrik disebut voltmeter. Adapun contoh gambar alatnya
adalah sebagai berikut.
Hasil pengukuran amperemeter di atas adalah sebagai berikut.
4. Pengukuran volume benda tak beraturan
Untuk benda yang bentuknya tidak beraturan, Quipperian bisa menggunakan
gelas ukur yang diisi oleh benda yang akan diukur volumenya. Pertambahan volume
pada gelas ukur menunjukkan volume benda tersebut. Perhatikan contoh berikut.
5. Pengukuran waktu
Alat yang biasa digunakan untuk mengukur waktu adalah stopwatch. Perhatikan
contoh berikut.
Hasil pengukuran waktu menggunakan stopwatch di atas adalah 2 menit
+ 12 sekon.
Bagaimana sudah paham kan dengan materi pengukuran? Ternyata,
pengukuran dekat dengan kehidupan sehari-hari ya, misalnya saat
ingin mengukur tinggi badan, menimbang beras, menghitung lamanya waktu air
mendidih, dan masih banyak lagi. Itulah sebabnya, belajar Fisika mudah dan
menyenangkan karena Fisika dekat dengan kehidupan.
Contoh Soal
Andi akan mengukur volume sebuah kelereng. Setelah diukur, diameter kelereng
Andi ditunjukkan oleh gambar berikut.
Berdasarkan aturan angka penting, tentukan volume kelereng Andi!
Pembahasan:
Pertama, harus mencari panjang diameter kelereng yang telah tertulis di
mikrometer sekrup berikut.
Selanjutnya, gunakan persamaan
volume bola.
Berdasarkan aturan angka penting,
hasil perkalian harus memiliki bilangan sebanyak bilangan angka penting paling
sedikit.
Jika diuraikan kembali, perkalian
volume di atas memiliki angka penting penting paling sedikit berjumlah 3, yaitu
1,33 (3AP) dan 3,14 (3 AP). Oleh karena itu, hasil perkaliannya harus memiliki
angka penting berjumlah 3.
Jadi, berdasarkan aturan angka
penting, volume kelereng Andi adalah 204 mm3
sumber: https://www.quipper.com/id/blog/mapel/fisika/pengukuran-fisika-kelas-10/