Minggu, 19 Juli 2020

Pengukuran Fisika

Pengukuran Fisika
Pengukuran ini berguna untuk menghitung benda apapun.
mendengar istilah satu jengkal, satu hasta, atau satu kaki? Istilah satu jengkal, satu hasta, dan satu kaki merupakan istilah yang sering digunakan oleh masyarakat zaman dahulu untuk mengukur panjang suatu benda. Jika diperhatikan, penggunaan alat ukur tersebut kurang efektif ya, mengingat ukuran jengkal, hasta, maupun kaki setiap individu berbeda-beda.
Oleh karena itu, para ilmuwan Fisika mulai membuat suatu alat ukur yang baku, misalnya penggaris, meteran, jangka sorong, dan sebagainya. Alat-alat ukur tersebut digunakan untuk mengukur suatu besaran, contohnya panjang
Pengukuran merupakan proses membandingkan suatu besaran yang diukur menggunakan besaran lain yang sudah ditentukan skala dan satuannya. Hasil pengukuran tunggal biasa ditulis sebagai berikut.

Keterangan:
x = nilai besaran yang diukur;
xo = hasil pengukuran yang terbaca; dan
x = ketidakpastian pengukuran = 1/2 skala terkecil alat ukur.
Berikut ini merupakan contoh pengukuran beberapa besaran di dalam Fisika.

1. Pengukuran panjang

Panjang merupakan salah satu besaran pokok yang dapat diukur menggunakan mistar, jangka sorong, atau mikrometer sekrup. Berikut ini contoh pengukurannya.

a. Mistar

Mistar atau biasa disebut penggaris memiliki skala terkecil 1 mm, sehingga ketelitian mistar 0,5 mm atau 0,05 cm. perhatikan contoh berikut.

Hasil pengukurannya = 3,1 – 0,3 = 2,8 cm
Penulisan hasil ukur = (2,8 ± 0,05) cm

b. Jangka sorong


Jangka sorong memiliki 0,1 mm atau 0,01 cm. Dengan demikian, jangka sorong memiliki ketelitian lebih baik daripada mistar. Perhatikan contoh berikut.

Berdasarkan gambar di atas:
Skala utama = 0,3 m
Skala nonius = 3 × 0,01 = 0,03 cm
Hasil pembacaan alat = skala utama + skala nonius
                = 0,3 + 0,03 = 0,33 cm

c. Mikrometer sekrup


Mikrometer sekrup memiliki ketelitian lebih baik daripada dua alat sebelumnya, yaitu 0,01 mm. Alat ini bisa digunakan untuk mengukur diameter kawat, ketebalan kertas, dan benda-benda kecil lainya. Perhatikan contoh berikut.
Skala utama = 3,5 mm
Skala nonius = (12 × 0,01) = 0,12 mm
Hasil pembacaan alat = skala utama + skala nonius
     = 3,5 + 0,12 = 3,62 mm

2. Pengukuran massa

Massa merupakan salah satu besaran pokok yang bisa diukur menggunakan timbangan atau neraca. Neraca yang biasa digunakan pada skala laboratorium adalah neraca O’Hauss tiga lengan. Neraca tersebut memiliki tiga lengan dengan rincian sebagai berikut.
  • Lengan belakang memiliki skala 0 – 500 gram.
  • Lengan tengah memiliki skala 0 – 100 gram.
  • Lengan depan memiliki skala 0 – 10 gram.
Hasil pengukuran massa di atas adalah 400 gram + 70 gram + 9,4 gram = 479,4 gram.

3. Pengukuran arus dan tegangan listrik

Alat untuk mengukur arus listrik disebut amperemeter, sedangkan untuk mengukur tegangan listrik disebut voltmeter. Adapun contoh gambar alatnya adalah sebagai berikut.
Hasil pengukuran amperemeter di atas adalah sebagai berikut.

4. Pengukuran volume benda tak beraturan

Untuk benda yang bentuknya tidak beraturan, Quipperian bisa menggunakan gelas ukur yang diisi oleh benda yang akan diukur volumenya. Pertambahan volume pada gelas ukur menunjukkan volume benda tersebut. Perhatikan contoh berikut.
5. Pengukuran waktu
Alat yang biasa digunakan untuk mengukur waktu adalah stopwatch. Perhatikan contoh berikut.
Hasil pengukuran waktu menggunakan stopwatch di atas adalah 2 menit + 12 sekon.
Bagaimana sudah paham kan dengan materi pengukuran? Ternyata, pengukuran dekat dengan kehidupan sehari-hari ya, misalnya saat  ingin mengukur tinggi badan, menimbang beras, menghitung lamanya waktu air mendidih, dan masih banyak lagi. Itulah sebabnya, belajar Fisika mudah dan menyenangkan karena Fisika dekat dengan kehidupan.

Contoh Soal

Andi akan mengukur volume sebuah kelereng. Setelah diukur, diameter kelereng Andi ditunjukkan oleh gambar berikut.

Berdasarkan aturan angka penting, tentukan volume kelereng Andi!
Pembahasan:
Pertama, harus mencari panjang diameter kelereng yang telah tertulis di mikrometer sekrup berikut.

Selanjutnya, gunakan persamaan volume bola.


Berdasarkan aturan angka penting, hasil perkalian harus memiliki bilangan sebanyak bilangan angka penting paling sedikit.
Jika diuraikan kembali, perkalian volume di atas memiliki angka penting penting paling sedikit berjumlah 3, yaitu 1,33 (3AP) dan 3,14 (3 AP). Oleh karena itu, hasil perkaliannya harus memiliki angka penting berjumlah 3.
Jadi, berdasarkan aturan angka penting, volume kelereng Andi adalah 204 mm3

sumber:  https://www.quipper.com/id/blog/mapel/fisika/pengukuran-fisika-kelas-10/

KEGIATAN EKONOMI (PRODUKSI, DISTRIBUSI, KONSUMSI)

  Tugas IPAS b. Upik Senin 27 mei 2024 Baca dengan seksama rangkuman materi “Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial” berikut. Lalu Jaw...