Konsep Desain/ Prototype dan Kemasan Produk Barang/Jasa
Fenomena dewasa ini banyak manajer menjalankan Total Quality Management (TQM) sebagai prioritas untuk peningkatan dan pengendalian kualitas produk. Karena kualitas suatu produk berhubungan erat dengan kepuasan pelanggan (customer satisfaction) serta keuntungan industri. Dengan kualitas yang lebih tinggi akan menghasilkan kepuasan pelanggan yang lebih tinggi, sekaligus mendukung harga yang lebih tinggi dan sering juga biaya lebih rendah. Perhatian terhadap kualitas yang terbaik adalah bukan pada produk akhir. Hal ini penting agar produk akhir yang dihasilkan adalah produk yang bebas cacat dan tidak ada lagi pemborosan karena produk tersebut dibuang atau dikerjakan ulang. Maka sebaiknya perhatian terhadap kualitas harus dimulai pada saat awal pembangunan produk. Tahapan yang sangat penting dalam perencanaan awal pembuatan produk adalah pembuatan prototipe produk.
Kemasan
adalah desain kreatif yang mengaitkan bentuk, struktur, material, warna, citra,
tipografi dan elemen-elemen desain dengan informasi produk agar produk dapat dipasarkan.
Kemasan digunakan untuk membungkus, melindungi, mengirim, mengeluarkan,
menyimpan, mengidentifikasi dan membedakan sebuah produk di pasar (Klimchuk dan
Krasovec, 2006:33).
Menurut Kotler & Keller (2009:27), pengemasan adalah
kegiatan merancang dan memproduksi wadah atau bungkus sebagai sebuah produk.
Pengemasan adalah aktivitas merancang dan memproduksi kemasan atau pembungkus
untuk produk. Biasanya fungsi utama dari kemasan adalah untuk menjaga produk.
Namun, sekarang kemasan menjadi faktor yang cukup penting sebagai alat
pemasaran (Rangkuti, 2010:132).
Kemasan yang dirancang dengan baik dapat membangun ekuitas
merek dan mendorong penjualan. Kemasan adalah bagian pertama produk yang
dihadapi pembeli dan mampu menarik atau menyingkirkan pembeli. Pengemasan suatu
produk biasanya dilakukan oleh produsen untuk dapat merebut minat konsumen
terhadap pembelian barang. Produsen berusaha memberikan kesan yang baik pada
kemasan produknya dan menciptakan model kemasan baru yang berbeda dengan
produsen lain yang memproduksi produk-produk sejenis dalam pasar yang sama.
Bagian-bagian desain produk
Pada dasarnya
desain produk terbagi menjadi dua
bagian yaitu :
1) Mendesain produk yang benar - benar baru. yaitu membuat rancangan dan
sketsa
baru
yang belum pernah ada pada desain
sebelumnya.
2) Mendesain atau memodifikasi
produk yang sudah ada (redesign)
atau
melakukan pengembangan terhadap desain produk yang sudah ada.
Desain produk mempunyai maksud dan tujuan untuk
membantu
perusahaan dalam menciptakan dan mengembangkan produk baru atau untuk menjamin hasil produksi yang sesuai dengan keinginan pelanggan.
Manfaat dari
desain produk antara
lain:
1) Menghindari kegagalan - kegagalan yang mungkin terjadi dalam
pembuatan suatu produk
2) Memilih metode yang paling baik dan ekonomis
dalam pembuatan produk
3) Menentukan standarisasi
atau spesifikasi produk yang dibuat
4) Menghitung biaya dan menentukan harga produk yang dibuat
5) Mengetahui
kelayakan produk tersebut apakah sudah memenuhi persyaratan atau
masih perlu perbaikan Kembali
Tujuan
desain produk antara
lain:
a. Sebagai identitas/merk dari
suatu produk;
b. Untuk
menghasilkan produk yang berkualitas tinggi dan mempunya nilai
jual yang tinggi;
c. Untuk menghasilkan produk yang trend
pada masanya;
d. Untuk
membuat produk dengan biaya seminimal mungkin dalam
penggunaan bahan baku
dan biaya - biaya dengan
tanpa mengurangi
nilai jual produk tersebut.
Sedangkan fungsi dari desain produk adalah:
- Indentitas
dari produk itu sendiri,
- Sebagai pelindung produk, dan
- Penambah
nilai jual produk.
Klasifikasi Kemasan
Berdasarkan struktur isi, kemasan
dibagi menjadi tiga jenis, yaitu:
a. Kemasan
Primer, yaitu bahan kemas langsung mewadahi bahan pangan (kaleng susu, botol
minuman, dll).
b. Kemasan
Sekunder, yaitu kemasan yang fungsi utamanya melindungi kelompok kemasan
lainnya, seperti misalnya kotak karton untuk wadah kaleng susu, kotak kayu
untuk wadah buah-buahan yang dibungkus dan sebagainya.
c. Kemasan
Tersier dan Kuarter, yaitu kemasan yang diperlukan untuk menyimpan, pengiriman
atau identifikasi. Kemasan tersier umumnya digunakan sebagai pelindung selama
pengangkutan.
Berdasarkan frekuensi pemakaiannya,
kemasan dibagi menjadi tiga jenis, yaitu:
a. Kemasan
sekali pakai (Disposable), yaitu kemasan yang langsung dibuang setelah satu
kali pakai. Contohnya bungkus plastik, bungkus permen, bungkus daun, karton
dus, makanan kaleng.
b. Kemasan
yang dapat dipakai berulang kali (Multi Trip), kemasan jenis ini umumnya tidak
dibuang oleh konsumen, akan tetapi dikembalikan lagi pada agen penjual untuk
kemudian dimanfaatkan ulang oleh pabrik. Contohnya botol minuman dan botol
kecap.
c. Kemasan
yang tidak dibuang (Semi Disposable). Kemasan ini biasanya digunakan untuk
kepentingan lain di rumah konsumen setelah dipakai. Contohnya kaleng biskuit,
kaleng susu dan berbagai jenis botol.
Berdasarkan tingkat
kesiapan pakai, kemasan dibagi menjadi dua jenis, yaitu:
a. Kemasan
siap pakai, yaitu bahan kemas yang siap untuk diisi dengan bentuk yang telah
sempurna sejak keluar dari pabrik. Contohnya adalah wadah botol, wadah kaleng,
dan sebagainya.
b. Kemasan
siap dirakit, yaitu kemasan yang masih memerlukan tahap perakitan sebelum
pengisian, misalnya kaleng dalam bentuk lempengan dan silinder fleksibel, wadah
yang terbuat dari kertas, foil atau plastik.
Berdasarkan sifat perlindungan terhadap
lingkungan
a.
Kemasan hermetis (tahan uap dan gas)
Kemasan hermetis yaitu kemasan yang secara sempurna tidak dapat dilalui oleh gas, udara atau uap
air
sehingga kemasan ini tidak dapat dimasuki oleh
bakteri, ragi dan debu. Wadah-wadah yang biasanya
digunakan
untuk pengemasan secara hermetis adalah kaleng
dan botol gelas.
b. Kemasan tahan
cahaya Kemasan tahan cahaya
yaitu wadah yang tidak bersifat
transparan. Misalnya kemasan logam, kertas dan foil. Kemasan ini cocok untuk
bahan pangan yang
mengandung lemak dan vitamin yang tinggi, serta
makanan hasil fermentasi.
c. Kemasan tahan suhu
tinggi
Kemasan tahan suhu tinggi yaitu kemasan untuk
bahan yang memerlukan
proses
pemanasan, pasteurisasi
dan sterilisasi.
Umumnya terbuat dari logam dan gelas.
Jenis-Jenis
Kemasan Produk
1) Kemasan Kertas
2) Kemasan Gelas
3) Kemasan Logam (Kaleng)
4) Kemasan Plastik
5) Komposit (Kertas/Plastik)
6) Edible Packaging (kemasan yang bersifat ramah lingkungan karena
dapat dimakan)
7) Biodegradabale
Packaging
(kemasan
yang
mampu
didaur
ulang
secara
alami oleh mikroba dalam
tanah).
Syarat Kemasan Produk
Dalam memilih
bentuk dan bahan
kemasan
yang akan digunakan, maka diperlukan beberapa
pertimbangan agar dapat
berfungsi dengan baik.
Pertimbangan tersebut antara lain
:
1) Tidak
beracun
2) Bahan kemasan tidak menggangu kesehatan manusia baik secara
langsung maupun tidak langsung, seperti kandungan Pb (timbal)
yang bersifat
racun bagi manusia.
3) Harus cocok dengan bahan
yang dikemas
4) Kemasan yang dipilih harus cocok dengan produk yang dikemas, jika salah
memilih bahan kemasan maka
akan merugikan.
5) Sanitasi
dan
syarat-syarat kesehatan terjamin
6) Di samping bahan
kemasan tidak beracun dan produk yang dikemas tidak
menunjukkan kerusakan karena adanya
mikroba, bahan kemasan juga tidak boleh digunakan bila dianggap tidak dapat menjamin sanitasi atau syarat-
syarat kesehatan.
7) Dapat mencegah
pemalsuan
8) Kemasan juga berfungsi sebagai pengaman dengan cara membuat
kemasan yang
khusus sehingga sulit untuk
dipalsukan dan bila terjadi pemalsuan akan mudah
dikenali.
9) Kemudahan membuka dan menutup
10) Pada
umumnya
konsumen
akan
memilih produk
dengan kemasan yang mudah
dibuka
dan
ditutup.
11) Kemudahan dan keamanan dalam
mengeluarkan isi produk
12)
Kemudahan dan keamanan dalam mengeluarkan isi
perlu dipertimbangkan,
sehingga isi kemasan dapat diambil
dengan mudah dan aman.
13) Kemudahan pembuangan kemasan
bekas
14) Pada
umumya
kemasan bekas adalah sampah dan merupakan suatu masalah yang memerlukan biaya
yang cukup besar untuk penanganannya,
15) Ukuran, bentuk dan berat
16) Ukuran kemasan berhubungan
sangat
erat dengan penanganan selanjutnya, baik
dalam penyimpanan, transportasi, maupun sebagai alat untuk menarik perhatian konsumen.
17) Penampilan
dan pencetakan
18) Kemasan harus memiliki
penampilan yang menarik,
baik
dari segi bahan,
19) Estetika maupun
dekorasi. Hal
ini
terkait selera masyarakat.
20) Syarat khusus
21) Selain syarat-syarat yang
telah disampaikan di atas, masih ada syarat-syarat
khusus yang perlu diperhatikan. Misalnya iklim daerah pemasaran yaitu tropis atau subtropis, kelembabannya, dan lain sebagainya.
Setelah mempelajari materi silahkan lakukan presensi pada link berikuthttps://forms.gle/VxK6RMNTWce8wPdi8