Rabu, 25 November 2020

Latihan PAS PKK

Assalamu'alaikum

Pembelajaran terakhir pekan ini sebelum pelaksaan PAS, silahkan kerjakan soal soal di link berikut https://forms.gle/V8GqFDaPzy1xB37s5

Latihan PAS Fisika

 Assalamu'alaikum.... bagaimana kabarnya??

siap menghadapi PAS pekan depan ya. Supaya mendapatkan nilai yang baik mari dicobakan mengerjakan soal soal pada link berikut https://forms.gle/cBxM2iERqdASPFmy7

Rabu, 11 November 2020

PROTOTYPE

 

         PROTOTYPE



PENGERTIAN PROTOTIPE PRODUK

Perhatian terhadap kualitas yang terbaik adalah bukan pada produk akhir (finished goods), melainkan  saat awal pembangunan produk (product development) agar produk akhir yang dihasilkan adalah produk yang bebas cacat dan tidak ada lagi pemborosan karena produk tersebut dibuang (destroy)  atau dikerjakan ulang (rework/ repair). Tahapan yang sangat penting dalam perencanaan awal pembuatan produk adalah pembuatan prototipe produk.

Prototipe produk (purwa-rupa produk) adalah bentuk dasar dari sebuah produk merupakan tahapan yang sangat penting dalam rencana pembuatan produk karena menyangkut keunggulan produk yang akan menentukan kemajuan suatu usaha di masa mendatang. Dikatakan sebagai tahapan yang sangat penting karena prototipe dibuat untuk diserahkan pada pelanggan (lead-user) agar pelanggan dapat mencoba kinerja prototipe tersebut. Selanjutnya jika pelanggan memiliki komplain ataupun masukan mengenai protipe tersebut maka industri mendokumentasikannya untuk proses perbaikan prototipe tersebut. Sehingga menciptakan suatu sistem inovasi produk yang dibangun bersama-sama antara industri dan pelanggan sebagai upaya pemenuhan kepuasan pelanggan (customers).

Sebagai bentuk dasar produk, prototipe memiliki bagian yang ukuran dan bahan sama seperti jenis produk yang akan dibuat tetapi tidak harus difabrikasi dengan proses sebenarnya ditujukan untuk pengetesan untuk menentukan apakah produk bekerja sesuai desain yang diinginkan dan apakah produk sesuai kebutuhan pelanggan. Prototipe seperti ini disebut alpha prototype ada juga yang disebut beta prototype yang dibuat dengan bagian yang disuplai oleh proses produksi sebenarnya, tetapi tidak rakit dengan proses akhir (finishing) ditujukan untuk menjawab pertanyaan akan performance dan ketahanan uji untuk menemukan perubahan yang perlu pada produk final.

 Berikut tahapan prototipe:

1.   Pendefinisian  produk

Merupakan penerjemahan konsep teknikal yang berhubungan dengan kebutuhan dan perilaku konsumen kedalam bentuk perancangan termasuk aspek hukum produk dan aspek hukum yang melibatkan keamanan dan perlindungan terhadap konsumen.

2.  Working model

Dibuat tidak harus mempresentasikan fungsi produk secara keseluruhan dan dibuat pada skala yang seperlunya saja untuk membuktikan konsep dari pembuatan produk dan menemukan hal-hal yang tidak sesuai dengan konsep yang telah dibuat. Working model juga dibangun untuk menguji parameter fungsional dan membantu perancangan prototipe rekayasa.

3.    Prototipe rekayasa (engineering prototype)

Dibuat seperti halnya working model namun mengalami perubahan tingkat kompleksitas maupun superioritas dari working model, dibangun mencapai tingkat kualitas teknis tertentu agar dapat diteruskan menjadi prototipe produksi atau untuk dilanjutkan pada tahapan produksi. Prototipe rekayasa ini dibuat untuk keperluan pengujian kinerja operasional dan kebutuhan rancangan sistem produksi.

4.    Prototipe produksi (production prototype)

Bentuk yang dirancang dengan seluruh fungsi operasional untuk menentukan kebutuhan dan metode produksi dibangun pada skala sesungguhnya dan dapat menghasilkan data kinerja dan daya tahan produk dan part-nya.

5.  Qualified production item

Dibuat dalam skala penuh berfungsi secara penuh dan diproduksi pada tahap awal dalam jumlah kecil untuk memastikan produk memenuhi segala bentuk standar maupun peraturan yang diberlakukan terhadap produk tersebut biasanya untuk diuji-cobakan kepada umum.

 

TAHAPAN PROTOTIPE PRODUK

1.   Pendefinisian produk : Pendefinisian produk merupakan penerjemahan konsep teknikal yang berhubungan dengan kebutuhan dan perilaku konsumen ke dalam bentuk perancangan. Termasuk aspek hokum produk dan aspek hokum yang melibatkan keamanan serta perlindungan terhadap konsumen.

2.  Working model : Tidak harus mempresentasikan fungsi produk secara keseluruhan. Ia dibuat pada skala yang seperlunya saja untuk membuktikan konsep dari pembuatan produk dan menemukan hal-hal yang tidak sesuai dengan konsep yang telah dibuat.

3.  Prototipe rekayasa (engineering prototipe) : Dibuat seperti halnya working model, namun mengalami perubahan tingkat kompleksitas maupun superioritas dari working model.

4.  Prototipe produksi (production prototype) : Ia merupakan bentuk yang dirancang dengan seluruh fungsi operasional untuk menentukan kebutuhan dan metode produksi.

5.  Qualified production item : Dibuat dengan skala penuh, berfungsi secara penuh, dan di produksi pada tahap awal dalam jumlah kecil untuk memastikan produk memenuhi segala bentuk standar maupun peraturan yang di berlakukan.

6.  Model : Merupakan alat peraga yang mirip produk yang akan dibangun.

Tujuan pembuatan prototype adalah mengembangkan model menjadi sistem final. Artinya sistem akan dikembangkan lebih cepat daripada metode tradisional dan biayanya menjadi lebih rendah.

Kegunaan Prototipe

Dalam proyek pengembangan produk, prototipe digunakan untuk empat tujuan yaitu: pembelajaran, komunikasi, penggabungan, dan tonggak.

 

1.   Pembelajaran

Prototipe sering digunakan untuk membuat dua tipe pertanyaan "akankah dapat bekerja?" dan "sejauh mana dapat memenuhi kebutuhan pelanggan?" saat harus menjawab pertanyaan semacam ini, prototipe dilakukan sebagai alat pembelajaran.

 

2.   Komunikasi

Prototipe memperkaya komunikasi dengan manajemen puncak, penjual, mitra, keseluruhan anggota tim, pelanggan dan investor. Hal ini benar karena sebuah gambar, alat tampil tiga dimensi dari produk lebih mudah dimengerti dari pada penggambaran verbal, bahkan sebuah sketsa produk sekalipun.

 

3.   Penggabungan

Prototipe digunakan untuk memastikan bahwa komponen dari produk bekerja bersamaan seperti yang diharapkan. Prototipe fisik menyeluruh paling efektif sebagai alat penggabung dalam proyek pengembangan produk karena prototipe ini membutuhkan perakitan dan keterhubungan fisik dari seluruh bagian dan sub-assembly yang membentuk sebuah produk.

 

4.   Milestones (poin bagian penting pada tiap fase pekerjaan sebelum melanjutkan pekerjaan berikutnya atau berpengaruh atas kelangsungan pekerjaan berikutnya). Dalam tahap pengembangan produk berikutnya, prototipe digunakan untuk mendemonstrasikan bahwa produk yang telah mencapai tingkat kegunaan yang diinginkan. Prototipe milestones menyediakan hasil nyata memperlihatkan kemajuan dan disiapkan untuk menjalankan jadwaI. Manajemen senior sering membutuhkan sebuah prototype untuk memperagakan fungsi tertentu sebelum memperbolehkan proyek tersebut diteruskan.

 

Prinsip Pembuatan Prototipe

1.     Prototype analitik umumnya lebih fleksibel dibandingkan prototype fisik

2.     Prototype fisik dibutuhkan untuk menemukan fenomena yang tidak dapat diduga

3.     Sebuah prototype dapat mengurangi resiko iterasi yang merugikan

4.     Sebuah prototype dapat mempelancar langkah pengembangan lainnya

5.     Sebuah prototype dapat menstrukturisasi ketergantungan tugas

 

 

Prototype merupakan model produk yang pertama yang akan dibuat, prototype ini memperlihatkan bentuk serta fungsi yang sebenarnya, sehingga sebelum perusahaan memproduksi maka prototype diusahakan untuk dibuat terlebih dahulu.

Dari pengujian prototype tersebut, apabila lulus uji coba mungkin memberikan   gambaran   mengenai   perubahan-perubahan   yang   perlu dilakukan  serta  sebagai  informasi  dalam  penyusunan  terakhir  desain produk.

 

Proses Kerja Pembuatan Prototype

 

Rancangan  proses  harus  didefinisikan  terlebih  dahulu  dengan  cermat karena  rancangan  proses  ini  memiliki  dampak  berjangka  panjang  terhadap kinerja proses, termasuk efesiensi, evektifitas, dan produktivitas sistem. Namun demikian, desain proses ini harus singkron dengan tipe produk atau jasa yang akan dihasilkan. Desain produk (Product Design) menetapkan jenis bahan yang lebih baik digunakan untuk membuat suatu produk, menentukan standar dan batas toleransi serta dimensinya, menggambarkan penampilan produk, sekaligus menetapkan standar kinerja produk yang bersangkutan.

 

Desain jasa (Service Design) menetapkan bentuk penampilan fisik, gaya, manfaat kenikmatan, dan manfaat psikollogis yang akan diterima oeh pelanggan yang memakai jasa yang bersangkutan. Dengan keadaan dan sifat seperti yang dikemukakan di atas, suatu desain akan memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap mutu suatu produk atau jasa.

 

Agar suatu proses desain efektif, dapat dilakukan hal-hal sebagai berikut:

 

1) Selaraskan karakteristik produk atau jasa dengan persyaratan kebutuhan pelanggan.

2) Penuhi  persyaratan  kebutuhan  pelanggan  secara  paling  sederhana  dan murah.

3) Kurangi waktu yang diperlukan untuk mendesain suatu produk atau jasa baru.

4) Perkecil revisi yang diperlukan untuk membuat suatu desain yang dapat dikerjakan (Russel dan Tailor 2000).


Setelah membaca , mempelajari, melihat ragam kerajinan pada materi di atas, semoga memberi inspirasi dalam pembuatan prototype. Lalu isikan absensi pada link berikut https://forms.gle/TaUiGyUNZzuGFTCb9

Selasa, 10 November 2020

IKATAN KIMIA

 

Ikatan kimia

 

Pada kesempatan kali ini  akan membahas suatu tema ikatan-ikatan kimia dalam atom. Atom atau unsur adalah suatu penyusun atau bagian terkecil dari suatu materi yang ada di dunia ini. Lalu unsur-unsur tersebut membentuk senyawa dan molekul.Para Profesor Kimia dan Fisika pada tahun 1900-an meneliti bagaimana cara atom-atom tersebut bergabung dan membentuk suatu senyawa dan molekul. Kesimpulan dari penelitian mereka adalah atom-atom tersebut membentuk senyawa dengan mekanisme suatu ikatan kimia. Ikatan Kimia adalah gaya tarik menarik yang kuat antara atom-atom tertentu bergabung membentuk molekul atau gabungan ion-ion sehingga keadaannya menjadi lebih stabil.

 

Teori tentang ikatan kimia lahir dari gagasan Profesor Fisika dan Kimia dari Amerika Serikat yaitu Gilbert. N. Lewis. Dalam artikelnya di tahun 1916 tentang “The atom and the molecules”, Lewis meneliti tentang kesulitan golongan gas mulia (VIIIA) membentuk suatu ikatan kimia. Diduga bila gas mulia bersenyawa dengan unsur lain, tentunya ada suatu keunikan dalam konfigurasi elektronnya yang dapat mencegah persenyawaan dengan unsur-unsur lain.Apabila dugaan tersebut benar, maka suatu atom yang bergabung dengan atom lain membentuk suatu senyawa yang mungkin mengalami perubahan dalam konfigurasi elektronnya sehingga mengakibatkan atom-atom tersebut lebih menyerupai gas mulia. Berdasarkan gagasan itu, lahirlah suatu teori yang disebut Teori Lewis.

 

Susunan actorn yang stabil mempunyai 8 elektron pada kulit terluar (acto) sebagaimana yang dimiliki oleh atom-atom unsur gas mulia kecuali helium (dua actorn atau duplet). Menurut Kossel dan Lewis (1916) keadaan seperti ini merupakan keadaan paling stabil yang dimiliki atom-atom unsur gas mulia (acto). Sehingga atom dari unsur-unsur yang lain berusaha memiliki konfigurasi actorn yang stabil seperti konfigurasi actorn atom unsur gas mulia terdekat. Adanya kecenderungan memiliki konfigurasi actorn stabil inilah yang merupakan salah satu actor penyebab terjadinya ikatan kimia.

 

Jenis-jenis Ikatan Kimia

 

A. Ikatan ion adalah ikatan yang terjadi berdasarkan serah terima atau perpindahan elektronnya, ikatan ini terjadi antara ion positif dan ion negatif dan juga antara unsur logam dan non logam, serta antara unsur golongan IA dan IIA (+), golongan VIA dan VIIA(-). Contoh senyawa ion antara lain: NaCl, MgCl2, CaCl2, KOH, KCl, dan lainnya.

Contoh:

1.   Atom Natrium berikatan dengan atom Clorida

                Konfigurasi elektronnya adalah sebagai berikut:

11 Na  2  8 1                                11 Na  2  8 1                 ( Na membentuk ion positif dan memberi elektron kepada                                                                Cl   agar mencapai kestabilan)

    17 Cl    2 8  7              ( Cl membentuk ion negative dan menerima elektron dari Na agar mencapai kestabilan)

 

     Reaksi yang dapat dituliskan:


Na
Na+  + e               2  . 8
Cl +  e
  Cl–               2.  8. 8

    Rumus Molekulnya menjadi:


Na+  + Cl–   
NaCl      (Hasil akhir adalah terbentuknya senyawa NaCl yang stabil)


2. Atom Ca berikatan dengan atom S

 

     Konfigurasi elektronnya:

 
20 Ca 
2  8 8 2 

                           ( Ca membentuk ion positif dan memberi elektron kepada S agar                          mencapai kestabilan).


16
    2 8 6     

                           ( S membentuk ion negatif dan menerima elektron dari Ca agar                            mencapai kestabilan).


Reaksi yang dapat dituliskan:


Ca
Ca2+  + 2e      2  . 8.  8
S + 2e
  S2-          2.   8. 8


Rumus Molekul:


Ca2++ S2- 
CaS    (Hasil akhir adalah terbentuknya senyawa CaS yang stabil)


B. Ikatan kovalen adalah ikatan yang terjadi berdasarkan pemakaian pasangan elektron bersama, ikatan ini terjadi antara unsur non-logam dan non-logam. Ikatan kovalen memiliki 3 jenis yaitu ikatan kovalen biasa, ikatan kovalen rangkap, dan ikatan kovalen koordinat. Contoh ikatan kovalen antara lain: H20, HF, HCl, CO2, NH3, Cl2, I2, Br2, O2, dan lainnya.

1.   Ikatan Kovalen Biasa  adalah ikatan kovalen yang jumlah pemakaian elektron       bersamanya adalah satu pasang.


       



2.  Ikatan Kovalen rangkap adalah ikatan kovalen yang jumlah pemakaian elektron   bersamanya lebih dari satu pasang.

        

       


        

   3.      Ikatan kovalen koordinat adalah ikatan kovalen yang pemakaian elektron bersamanya              hanya berasal dari satu atom.  

         

               

selesai mempelajari materi di atas, kerjakan tugas pada link berikut:


https://forms.gle/yfTjdxvKKvtQtKYb9

KEGIATAN EKONOMI (PRODUKSI, DISTRIBUSI, KONSUMSI)

  Tugas IPAS b. Upik Senin 27 mei 2024 Baca dengan seksama rangkuman materi “Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial” berikut. Lalu Jaw...