Senin, 08 Februari 2021

ASAM BASA

 

Assalamu'alaikum wr wb 

Anak anak Hebat sebelum memulai pembelajaran awali dengan membaca Basmalah.

Pengertian Asam Basa dan Garam

Asam dan basa sudah dikenal sejak zaman dulu. Istilah asam (acid) berasal dari bahasa Latin acetum yang berarti cuka. Istilah basa (alkali) berasal dari bahasa Arab yang berarti abu. Basa digunakan dalam pembuatan sabun. Juga sudah lama diketahui bahwa asam dan basa saling menetralkan. Di alam, asam ditemukan dalam buah-buahan, misalnya asam sitrat dalam buah jeruk berfungsi untuk memberi rasa limun yang tajam.

Pengertian Asam adalah Asam dalam ilmu kimia ialah senyawa kimia yang jika dilarutkan dalam air akan menghasilkan sebuah larutan dengan pH lebih kecil dari 7. Dalam definisi modern, asam yaitu suatu zat yang bisa memberi proton (ion H+) kepada zat lain (yang disebut basa), atau bisa menerima pasangan elektron bebas dari suatu basa.

Basa ialah zat(senyawa) yang bisa beraksi dengan asam, menghasilkan senyawa yang disebut garam. Sedangkan basa yaitu suatu zat-zat yang bisa menetralkan asam. Secara kimia, asam dan basa saling berlawanan. Sifat basa pada umumnya ditunjukkan dari rasa pahit dan licin.

Dalam ilmu kimia, garam ialah senyawa ionik yang terdiri dari ion positif (kation) dan ion negatif (anion), sehingga akan membentuk senyawa netral (tanpa bermuatan). Garam terbentuk dari hasil sebuah reaksi asam dan basa.


Teori Asam Basa Arrhenius


Teori ini pertama kalinya dikemukakan pada tahun 1884 oleh Svante August Arrhenius. Menurut Arrhenius, definisi dari asam dan basa, yaitu:

§ asam adalah senyawa yang jika dilarutkan dalam air melepaskan ion H+.

§ basa adalah senyawa yang jika dilarutkan dalam air melepaskan ion OH.

 

Gas asam klorida (HCl) yang sangat larut dalam air tergolong asam Arrhenius, sebagaimana HCl dapat terurai menjadi ion H+dan Cl di dalam air. Berbeda halnya dengan metana (CH4) yang bukan asam Arrhenius karena tidak dapat menghasilkan ion H+ dalam air meskipun memiliki atom H. Natrium hidroksida (NaOH) termasuk basa Arrhenius, sebagaimana NaOH merupakan senyawa ionik yang terdisosiasi menjadi ion Na+ dan OH ketika dilarutkan dalam air. Konsep asam dan basa Arrhenius ini terbatas pada kondisi air sebagai pelarut.


Teori Asam Basa Brønsted–Lowry

 

Pada tahun 1923, Johannes N. Brønsted dan Thomas M. Lowry secara terpisah mengajukan definisi asam dan basa yang lebih luas. Konsep yang diajukan tersebut didasarkan pada fakta bahwa reaksi asam–basa melibatkan transfer proton (ion H+) dari satu zat ke zat lainnya. Proses transfer proton ini selalu melibatkan asam sebagai pemberi/donor proton dan basa sebagai penerima/akseptor proton. Jadi, menurut definisi asam basa Brønsted–Lowry,

§ asam adalah donor proton.

§ basa adalah akseptor proton.

 

Jika ditinjau dengan teori Brønsted–Lowry, pada reaksi ionisasi HCl ketika dilarutkan dalam air, HCl berperan sebagai asam dan H2O sebagai basa.

HCl(aq) + H2O(l) Cl(aq) + H3O+(aq)

HCl berubah menjadi ion Cl setelah memberikan proton (H+) kepada H2O. H2O menerima proton dengan menggunakan sepasang elektron bebas pada atom O untuk berikatan dengan H+ sehingga terbentuk ion hidronium (H3O+).

 

Sedangkan pada reaksi ionisasi NH3 ketika dilarutkan dalam air, NH3 berperan sebagai basa dan H2O sebagai asam.

NH3(aq) + H2O(l) NH4+(aq) + OH(aq)

NH3 menerima proton (H+) dari H2O dengan menggunakan sepasang elektron bebas pada atom N untuk berikatan dengan H+ sehingga terbentuk ion ammonium (NH4+). H2O berubah menjadi ion OH setelah memberikan proton (H+) kepada NH3. 


Teori Asam Basa Lewis

Pada tahun 1923, G. N. Lewis mengemukakan teori asam basa yang lebih luas dibanding kedua teori sebelumnya dengan menekankan pada pasangan elektron yang berkaitan dengan struktur dan ikatan. Menurut definisi asam basa Lewis,

§ asam adalah akseptor pasangan elektron.

§ basa adalah donor pasangan elektron.

 

Berdasarkan definisi Lewis, asam yang berperan sebagai spesi penerima pasangan elektron tidak hanya H+. Senyawa yang memiliki orbital kosong pada kulit valensi seperti BF3 juga dapat berperan sebagai asam. Sebagai contoh, reaksi antara BF3 dan NH3 merupakan reaksi asam–basa, di mana BF3 sebagai asam Lewis dan NH3 sebagai basa Lewis. NH3 memberikan pasangan elektron kepada BF3 sehingga membentuk ikatan kovalen koordinasi antara keduanya.



 klasifikasi asam dan basa,  Keduanya digolongkan berdasarkan kekuatannya dan terionisasi, yang kemudian dibagi menjadi 2, di antaranya: 

 
1. Asam kuat dan basa kuat
 
Asam kuat adalah senyawa yang terurai secara keseluruhan saat di larutkan di dalam air dan menghasilkan jumlah ion seluruhnya. 
Contohnya: HCL, HNO3H2SO4, HCIO4
 
Basa kuat adalah senyawa yang terurai secara keseluruhan saat dilarutkan ke dalam air.
Contohnya: NaOH, KOH, Ba(OH)2
 
2. Asam lemah dan Basa lemah
 
Asam lemah adalah senyawa yang sedikit terurai saat dilarutkan di dalam air.
Contohnya: H3PO4, H2SO3, HNO2, CH3COOH
 
Basa lemah adalah senyawa yang hanya sedikit terurai saat dilarutkan ke dalam air.
Contohnya: NaHCO3, NH4OH
 
Kemudian ada lagi nih Squad, yaitu berdasarkan bentuk ion, berikut di antaranya:
  • Asam anion adalah asam yang mempunyai muatan negatif. Contohnya: SO3- 
  • Asam kation adalah asam yang mempunyai muatan positif. Contohnya: NN4+
  • Basa anion adalah basa yang mempunyai muatan negatif. Contohnya: CI-, CN-
  • Basa kation adalah basa yang mempunyai muatan positif. Contohnya: Na+, Ca2+

Asam dan basa merupakan dua senyawa kimia yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari kita. Secara umum, zat–zat yang memiliki rasa masam itu mengandung asam, misalnya asam sitrat pada jeruk, asam asetat pada cuka makanan, serta asam benzoat yang digunakan sebagai pengawet makanan.

Kemudian, basa adalah senyawa yang mempunyai sifat licin, rasanya pahit seperti obat dan sabun, kemudian ada beberapa jenis basa yang bersifat korosif (penyebab karat) dan kausatik (merusak kulit).

Meskipun asam dan basa dapat dibedakan dari rasanya, tetapi tidak disarankan lho ya (dilarang) untuk mencicipi asam atau basa yang ada di laboratorium, berbahaya, nanti kamu kenapa-kenapa lagi, soalnya kandungannya itu beda.

Asam dan Basa dapat dibedakan melalui indikator asam basa, yaitu alat penguji asam basa. Larutan asam dan basa dapat diperoleh dengan melarutkan asam atau basa secara langsung ke dalam air. Selain itu, larutan ini juga dapat diperoleh melalui reaksi antara senyawa oksida dengan air.

Menentukan suatu larutan itu mengandung asam atau basa caranya, yaitu dengan menggunakan indikator asam basa. Indikator itu merupakan suatu senyawa kompleks yang bisa bereaksi dengan asam dan basa. Dengan indikator, kita jadi bisa mengetahui suatu zat bersifat asam atau basa. Nah indikator sendiri terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu indikator alami, indikator universal, dan yang paling umum digunakan adalah kertas lakmus dan pH meter

1.     Indikator alami

Kamu tahu apa itu indikator alami? Indikator alami itu adalah indikator yang dibuat menggunakan ekstrak tumbuhan-tumbuhan seperti bunga, umbi, kulit buah, juga daun-daun berwarnaNah contoh spesifiknya itu kunyit, kubis merah, kubis ungu, bunga sepatu, bunga mawar, bayam merah, geranium.

2. Indikator universal

Berbeda dengan indikator alami, indikator universal merupakan campuran dari berbagai macam indikator yang dapat menunjukkan pH (power of hydrogen) suatu larutan dari perubahan warnanya. Untuk menunjukkan keasaman dan kebasaan, kamu bisa lihat pada rentang pH 1-14.

                          komponen indikator universalnya.


          3. pH meter

Berbeda dari indikator alami dan indikator universal, pH meter merupakan sebuah alat elektronik atau bisa dikatakan alat yang lebih modern untuk mengukur pH (derajat keasaman atau kebasaan) suatu cairan (ada elektroda khusus yang berfungsi untuk mengukur pH bahan-bahan semi-padat). Nih, gambarnya seperti di bawah ini.

Contoh Soal dan Pembahasan

Tentukan manakah asam dan basa dalam reaksi asam–basa berikut dengan memberikan alasan yang didasarkan pada teori asam basa Arrhenius, Brønsted–Lowry, atau Lewis.

1. HCN(aq) + H2O(l) CN(aq) + H3O+(aq)

2. Ni2+(aq) + 4CN(aq) [Ni(CN)4]2−(aq)

Jawab:

1. Berdasarkan teori asam basa Arrhenius, HCN adalah asam Arrhenius sebagaimana HCN akan melepaskan ion H+ jika dilarutkan dalam air.

 

Berdasarkan teori Brønsted–Lowry, HCN adalah asam Brønsted–Lowry karena mendonorkan proton (H+) sehingga menjadi ion CN sedangkan H2O adalah basa Brønsted–Lowry karena menerima proton sehingga membentuk ion H3O+.

Berdasarkan teori Lewis, H2O adalah basa Lewis karena mendonorkan pasangan elektron kepada ion H+ yang berasal dari molekul HCN membentuk ion H3O+ sedangkan H+ dari HCN adalah asam Lewis karena menerima pasangan elektron dari atom O pada H2O.

2. Teori Arrhenius dan teori Brønsted–Lowry tidak dapat menjelaskan reaksi ini.

Berdasarkan teori Lewis, CN adalah basa Lewis karena mendonorkan pasangan elektron kepada ion Ni2+ sehingga terbentuk ikatan kovalen koordinasi sedangkan Ni2+ adalah asam Lewis karena menerima pasangan elektron dari CN.




Silahkan Isi Presensi disini https://forms.gle/S9N4mNhxxV1Dyn9m9

sumber bacaan:

https://www.gurupendidikan.co.id/asam-basa-dan-garam/

https://blog.ruangguru.com/mengenal-sifat-dan-klasifikasi-asam-basa



KEGIATAN EKONOMI (PRODUKSI, DISTRIBUSI, KONSUMSI)

  Tugas IPAS b. Upik Senin 27 mei 2024 Baca dengan seksama rangkuman materi “Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial” berikut. Lalu Jaw...